Kamis, 12/12/2024 06:44 WIB

Kholid Al-Walid Terpilih Jadi Ketua AAFI Periode 2022-2026

Kholid Al-Walid Terpilih Jadi Ketua AAFI Periode 2022-2026

Dr. Kholid Al-Walid (kiri) terpilih sebagai Ketua AAFI periode 2022-2026 (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Asosiasi Akidah dan Filsafat Islam (AAFI) mengukuhkan kepengurusan baru periode 2022-2026 di Yogyakarta pada Kamis (20/10). Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sadra, Dr. Kholid Al-Walid, M.Ag terpilih menggantikan ketua sebelumnya, Dr. Munir, MA.

Kegiatan yang bekerja sama dengan S-2 Prodi Akidah dan Filsafat Islam (AFI) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga pada 19-20 Oktober 2022 itu juga dibarengi dengan lokakarya `Keilmuan Akidah dan Filsafat Islam`.

Ketua penyelenggara, Imam Iqbal, menyampaikan bahwa lokakarya keilmuan ini dihadiri dan diikuti oleh 26 perguruan tinggi seluruh Indonesia, baik negeri maupun swasta.

"Acara ini menjadi ajang untuk pengukuhan pengurus AAFI periode 2022-2026. Ke depan diharapkan juga lokakarya keilmuan AAFI setiap tahun diselenggarakan dapat merangkul program S-3, untuk adanya payung bersama dan dapat memberikan manfaat lebih besar bagi pengembangan AFI di Indonesia," terang Kaprodi AFI UIN Sunan Kalijaga tersebut.

Kholid Al-Walid sebagai ketua terpilih menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi tinggi atas kehadiran para peserta kokakarya. Dia juga mengucapkan selamat kepada pengurus AAFI terpilih periode 2022-2026.

"Lokakarya dan pengukuhan pengurus AAFI periode 2022-2026 punya tujuan utama untuk menguatkan dan memajukan Program Studi AFI, dan ikut serta menyumbangkan pemikiran besar bagi kemajuan bangsa," kata Kholid dalam keterangannya.

"Asosiasi ini milik seluruh prodi AFI dan punya kewajiban untuk mengembangkan secara bersama. Mudah-mudahan pada periode ini, kita dapat memajukan Prodi AFI antara kita maupun lembaga-lembaga yang sama baik tingkat nasional, regional maupun internasional. Hal paling mendasar bahwa negeri ini, membutuhkan sumbangsih dan pemikiran kita yang tidak hanya di kelas saja," imbuh dia.

Sebagai wujud sumbangsih, lanjut Kholid, struktur kepengurusan kali ini dibuat agak berbeda, di mana sebisa mungkin mengakomodir semua pihak untuk bersama-sama mengembangkan AAFI.

"AAFI periode 2022-2026 ada sekitar 116 pengurus dalam jajaran struktur periode 2022-2026," ungkap dia.

Mewakili Rektor UIN Sunan Kalijaga, Inayah Rohmaniyah memberikan sambutan dan sekaligus membuka acara, dengan menyampaikan tentang idealisme dan realitas yang dihadapi program studi AFI saat ini.

Menurut dia, program studi AFI mau tidak mau harus setara diakui secara internasional dengan pemikiran yang substansial.

"Oleh karena itu, perlu kiranya dilakukan kontinyuitas antara lain dengan adanya penguatan lembaga, rekognisi internasional, penguatan jejaring dan branchmarking," ujar Inayah.

Ketua Asosiasi Penyelenggara Pendidikan Filsafat Indonesia, M. Mukhtasar Syamsuddin, dalam paparan bertajuk `Perlukah Mengembangkan Bidang Kajian Aqidah dan Filsafat Islam di Era Society 5.0`, menuturkan bahwa AAFI bisa saling menguatkan satu dengan yang lainnya.

Menurut dia, filsafat sangat terukur, sebab output pemikir dijabarkan sebagai konseptor, leadership, writer, scripture dan lainnya. AAFI dapat menginisiasi untuk membentuk Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM), terlebih perkembangan filsafat di Indonesia semakin berkembang.

"Sebagai contoh pemikiran kefilsafatan identik a way of life, kalau sudah dipandang seperti itu, maka filsafat akan sulit berkembang karena tidak bisa dilihat sebagai way of thinking yang sangat ideologis dan dogmatis," terang dia.

Dia melanjutkan, perlu ditambahkan di depannya ilmu untuk menjadikannya way of thinking. Hal ini mengawali respon standarisasi dari KKNI maupun Standar Kurikulum Pendidikan Ilmu Filsafat di berbagai institusi pendidikan.

"Adanya perkumpulan dalam bentuk asosiasi filsafat merupakan langkah maju untuk menjaga perkembangan ilmu melalui pembentukan wadah yang relevan terkait dengan gejala ilmu (spesialisasi) filsafat. Karena, gejala ilmu seperti ini tentunya akan menjadi cabang ilmu baru yang terlembagakan dalam bentuk prodi baru (bentuk pemadatan ilmu)," sambung dia.

Cendekiawan Prof. Dr. H. M. Amin Abdullah mengatakan bahwa Prodi Akidah dan Filsafat Islam dapat berkontribusi dalam isu Society 5.0, dengan tidak hanya mengedapankan perkembangan teknologi, namun menekankan kebahagiaan manusia.

Karena itu, Global Trends in Religion untuk pengembangan riset dan inovasi harus disiapkan model-model AFI yang sesuai. Terlebih, belakangan muncul dan meningkatnya kemajemukan dalam masyarakat seperti tumbuhnya aliran-aliran keagamaan.

Amin juga menyayangkan tradisi di Indonesia yang mengabaikan filsafat sejak SMA. Padahal, ini justru yang harus disiapkan untuk menghadapi era Society 5.0.

"Filsafat harus memberikan sumbangan besar dan sudah waktunya filsafat diberi tempat dalam dunia akademik Indonesia. Filsafat sebagai ilmu kritis bukan sumber kebenaran melainkan wahana kritik terhadap segala macam half-truth, post-truth dan non-truth. Jika ushuluddin saja saling kafir-mengkafirkan bagaimana dengan fakultas lain," papar dia.

Kegiatan lokakarya dilanjutkan dengan pengukuhan pengurus Asosiasi Aqidah dan Filsafat Islam (AAFI) Periode 2022-2026, Peta Kegiatan AAFI Periode 2022-2026, Pendalaman dan Perumusan Hasil Rekomendasi dan Mengenal Warisan Nusantara di Yogyakarta hingga Jumat (21/10).

KEYWORD :

Kholid Al-Walid Ketua AAFI Asosiasi Akidah dan Filsafat Islam




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :